Antioksidan dalam makanan sangat penting untuk membunuh bakteri dan melawan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel sehat di dalam tubuh. Antioksidan melindungi sel tubuh dengan memutus rantai pembentukan radikal bebas, serta meningkatkan daya tahan tubuh secara keseluruhan.
Beberapa manfaat yang didapatkan dari mengkonsumsi makanan tinggi antioksidan antara lain:
• Mengurangi resiko kanker
• Memperlambat penuaan
• Detoksifikasi atau membersihkan racun dalam tubuh
• Membuat kulit tampak sehat bersinar, dan
• Memperpanjang usia hidup
Makanan Tinggi Antioksidan
Tubuh kita sebenarnya dapat memproduksi beberapa antioksidan penting seperti Glutathione, Asam Alfa-Lipoat (ALA), dan CoQ10. Hanya saja, perlindungan antioksidan alami ini akan menurun seiring pertambahan usia. Beberapa antioksidan juga tidak dapat diproduksi tubuh, sehingga kita perlu mendapatkannya dari makanan yang mengandung antioksidan.
Antioksidan merupakan molekul yang dapat menghambat reaksi oksidasi molekul lain. Meski oksidasi sebenarnya penting bagi kehidupan, proses ini bisa berbahaya jika melibatkan radikal bebas dan menyebabkan tekanan oksidatif. Kerusakan sel yang diakibatkannya bahkan kerap dikaitkan dengan berbagai penyakit seperti kanker, jantung, dementia, dan banyak lagi.
Banyak ahli gizi meyakini bahwa cara ini lebih baik dan alami dibandingkan mengkonsumsi suplemen tambahan. Antioksidan terutama banyak terdapat di buah-buahan dan sayuran segar. Namun, jenis dan jumlah kandungannya tidak selalu sama. Beberapa jenis antioksidan bahkan hanya dapat ditemukan di makanan tertentu saja.
Cara terbaik adalah dengan menyertakan makanan-makanan ini ke dalam diet/pola makan sehari-hari. Terlebih lagi, makanan-makanan tinggi antioksidan biasanya kaya akan nutrisi lain, sehingga memberi banyak manfaat lain bagi tubuh dan kesehatan.
Makanan apa saja yang kaya antioksidan penting bagi tubuh Anda? Simak daftarnya berikut ini:
1. Blueberry
Blueberry kerap dijuluki sebagai superfruit dengan kandungan antioksidan yang termasuk tertinggi di antara buah-buahan lain. Tak heran, antioksidannya memang beragam, mulai dari antosianidin, tanin, myricetin, quercetin, kaempferol, pterostilbene, asam klorogenat, vitamin C, A, hingga resveratrol.
Antosianidin merupakan antioksidan yang berpotensi meredakan peradangan serta mencegah kanker dan serangan jantung. Sementara itu, vitamin C dan A penting untuk menjaga daya tahan tubuh.
2. Stroberi
Buah berry, terutama yang berwarna merah seperti stroberi dan raspberry, kaya akan asam elagat. Hasil studi yang diterbitkan di “Journal of Nutrition” mengungkap bahwa asam elagat ini bisa meningkatkan kemampuan quercetin (antioksidan dalam apel, blueberry, anggur, dll) untuk membunuh sel kanker.
Studi lain tahun 2011 menunjukkan bahwa stroberi dapat meningkatkan kadar antioksidan dalam darah. Stroberi pun dilengkapi vitamin C dan fenolik lain yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat.
3. Cranberry
Selain blueberry dan stroberi, antioksidan tinggi juga dimiliki buah berry lain seperti blackberry, blackcurrant, goji berry, dan cranberry. Cranberry memiliki kombinasi unik antara antioksidan fenolat, proantosianidin, antosianin, flavonoid, dan triterpenoid.
Tak kalah unik lagi adalah sinergi antioksidan resveratrol, piceatannl, dan pterostilbene di dalamnya. Manfaat antioksidan cranberry bisa Anda dapatkan secara optimal jika seluruh kombinasi tersebut tersedia. Jika proses pengolahan cranberry mengganggu salah satu komponen tersebut, manfaat kesehatannya bisa saja menurun.
4. Anggur
Buah yang telah dibudidayakan sejak sekitar 6 – 8 ribu tahun lalu ini memiliki berbagai antioksidan yang bermanfaat untuk kesehatan. Yang paling menonjol adalah resveratrol, yang dapat melindungi otak dan sistem saraf. Resveratrol juga efektif mencegah penyakit degeneratif, menghambat perkembangan sel kanker, menurunkan tekanan darah, serta menjaga kesehatan jantung dan elastisitas pembuluh darah.
Anggur juga mengandung antosianin, proantosianidin, tanin quercetin, kaempferol, zeaxanthin, lutein, beta karoten, dll. Antosianin lebih banyak terdapat pada anggur merah dan hitam, sedangkan tanin lebih tinggi konsentrasinya di anggur hijau.
5. Ceri
Walaupun kecil, buah ceri memiliki banyak kandungan nutrisi penting bagi tubuh. Baik ceri manis maupun asam kaya akan antioksidan seperti beta karoten, lutein, zeaxanthin, melatonin, dan antosianin. Kandungan antioksidan ini umumnya lebih tinggi pada ceri asam, begitu pula dengan konsentrasi vitamin C dan A per 100 gram-nya.
Antosianin dapat melawan radikal bebas dengan mengikatnya ke DNA atau mengaktifkan sistem detoksifikasi serta antioksidan dalam tubuh. Beberapa studi menunjukkan bahwa antosianin dapat mencegah transformasi sel sehat menjadi sel kanker, memperlambat perkembangan sel kanker, serta meredakan inflamasi dan rasa sakit.
6. Delima
Delima dikenal akan kandungan polifenolnya, terutama antosianin yang semakin meningkat saat buah masak. Polifenol lain yang terdapat di daging buahnya seperti tanin, punikalgin, sianidin, serta pelargonidin glikosida. Vitamin C per 100 gram-nya pun mencapai 17% dari kebutuhan harian. Tak hanya di daging buah, antioksidan juga banyak terdapat di kulit delima sehingga sering diekstrak dan dijadikan suplemen.
7. Jeruk
Jeruk dan buah-buahan citrus lain seperti lemon identik dengan kandungan vitamin C yang tinggi. Buah dengan rasa asam manis segar ini juga memiliki beta karoten, beta cryptoxnthin, zeaxanthin, lutein, asam hidroksisinamat, antosianin, dll. Vitamin C dan A dalam jeruk bermanfaat untuk menguatkan sistem imun.
Jeruk termasuk buah yang disarankan WHO untuk disertakan dalam diet pencegahan penyakit kardiovaskular. Sementara itu, hasil kajian atas 48 penelitian oleh CSRIO Amerika memperlihatkan bahwa diet yang dilengkapi buah-buahan citrus dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa jenis kanker secara signifikan.
8. Apel
Beberapa jenis antioksidan dapat Anda dapatkan dalam sebuah apel, mulai dari beta karoten, quercetin, hingga vitamin C. Quercetin merupakan flavonoid yang memiliki senyawa antioksidan dan anti inflamasi. Senyawa ini dapat mencegah pembentukan enzim pemecah karbohidrat kompleks menjadi sederhana. Polifenol lain dalam apel juga membantu menurunkan penyerapan glukosa oleh sistem pencernaan dan menstimulasi insulin sehingga baik untuk penderita diabetes.
Selain itu, konsumsi apel secara teratur berpotensi menurunkan risiko kanker paru pada wanita hingga 21% berdasarkan penelitian yang dilakukan Harvard Medical School.
9. Pepaya
Tak kalah dengan jeruk dan lemon, kandungan vitamin C dalam pepaya sangat tinggi, yakni mencapai 103% kebutuhan harian per 100 gram-nya. Belum lagi, pepaya juga mengandung karotenoid, beta karoten, vitamin E, likopen, pektin, dan polifenol sebagai antioksidan.
Vitamin C dan karotenoidnya membantu mencegah penyumbatan pembuluh darah oleh kolesterol sehingga terhindar dari serangan jantung dan stroke. Vitamin C, E, dan beta karoten juga berpotensi memberikan perlindungan terhadap degenerasi makula dan kanker usus besar. Sementara itu, likopennya diyakini dapat menurunkan risiko kanker prostat pada pria hingga 82%.
10. Manggis
Lebih dari 40 jenis Xhanthones terdapat dalam buah manggis, dengan fungsi pentingnya masing-masing. Di antaranya ada alpha mangostin yang memiliki senyawa antioksidan dan garcinone E sebagai agen anti tumor. Manggis juga mengandung katekin, kuinon, stilbene, polisakrida, dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan kuat dan anti peradangan.
Di Thailand, salah satu studi mengungkap bahwa alfa mangostin, beta mangostin, dan garcinone B dalam manggis membantu menghambat infeksi bakteri penyebab TB. Sementara itu, hasil penelitian yang diterbitkan dalam “Nutrition Journal” memperlihatkan bahwa konsumsi jus manggis secara teratur membantu menurunkan inflamasi dalam darah.
11. Jambu biji
Kandungan vitamin C jambu biji termasuk yang tertinggi di antara buah lain. Per 100 gramnya, jambu biji sudah dapat mencukupi sekitar 3 kali kebutuhan harian. Jambu biji juga mengandung karotenoid dan vitamin E. Selain itu, ada beberapa polifenol seperti galokatokin, leukosianidin, serta likopen yang jumlahnya lebih tinggi pada jambu biji merah.
Salah satu studi memperlihatkan bahwa jambu biji diduga mampu mencegah perkembangan sel kanker payudara dan menurunkan risiko kanker prostat, diduga karena kandungan likopennya. Sifat anti inflamasi dan anti bakteri yang dimilikinya membantu menyehatkan pencernaan, melindungi usus dari karsinogen, serta meredakan beberapa masalah pencernaan seperti diare, disentri, dan gastroenteritis.
12. Alpukat
Buah yang sering diolah menjadi jus ini mengandung alfa karoten, beta karoten, beta cryptoxanthin, lutein, hingga zeaxanthin yang memiliki senyawa antioksidan. Manfaat alpukat bagi kesehatan sangat tinggi, terutama dalam meningkatkan sistem imun dan mencegah masalah penglihatan degeneratif.
13. Mangga
Mangga mampu memenuhi sekitar 46% kebutuhan harian vitamin C dan 25,5% vitamin A per 100 gram-nya. Beta karoten di dalamnya sangat melimpah, terlihat dari daging buahnya yang warna oranye. Belum lagi, mangga juga memiliki lutein, zeazanthin, likopen, pektin, mangiferin, xanthonoid, dan asam gala.
Studi dari Institute for Food Research menunjukkan bahwa pektin dapat membantu mencegah perkembangan sel kanker prostat. Sedangkan studi dari Texas Agrilife research mengungkap bahwa mangga dapat memberikan perlindungan terhadap kanker usus, payudara, darah, dan paru-paru.
14. Kiwi
Yang paling menonjol dari kiwi adalah vitamin C-nya yang mampu mencukupi 1,5 kali kebutuhan harian per 100 g. Buah yang identik dengan Selandia Baru ini juga memiliki vitamin A, beta karoten, lutein, zeaxanthin, dan katekin.
Salah satu studi memperlihatkan bahwa kualitas antioksidan kiwi lebih kuat daripada jeruk. Kiwi juga sudah sering digunakan di Tiongkok sebagai obat tradisional untuk mengkobati kanker liver, payudara, paru-paru, dan perut.
15. Kurma
Buah yang identik dengan bulan puasa ini memiliki beberapa senyawa antioksidan seperti tannin, beta karoten, lutein, dan zeaxanthin yang baik untuk menjaga kesehatan mata. Kurma memang sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati rabun senja. Kurma pun memiliki agen anti inflamasi yang membantu menurunkan peradangan bersama magnesium.
16. Tomat
Buah yang juga dapat dikategorikan sebagai sayur ini merupakan salah satu sumber utama antioksidan likopen. Studi menunjukkan bahwa likopen lebih kuat dibandingkan vitamin E dan beta karoten dalam menangkal penyakit. Tomat pun kaya akan vitamin C yang membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Tomat merupakan sumber antioksidan (likopen) yang baik, dan mudah didapat, untuk tubuh Anda.
17. Brokoli
Tak kalah dengan buah-buahan, brokoli kaya akan vitamin C, A, beta karoten, dan zeaxanthin yang berfungsi sebagai antioksidan. Brokoli juga memiliki fitonutrien sulforphane yang berpotensi menurunkan risiko beberapa jenis kanker. kaempferol, quercetin, dan antosianin di dalamnya pun memiliki efek anti peradangan dan dapat memperlambat perkembangan sel kanker.
18. Kubis
Kubis mungkin merupakan salah satu sayuran yang paling sering Anda konsumsi. Meski warnanya tampak lebih terang dan tidak sehijau sayuran lain, tak perlu khawatir karena kubis juga mengandung banyak nutrisi dan antioksidan. Sayur yang juga disebut kol ini kaya vitamin C dan polifenol. Kubis merah atau ungu juga mengandung antosianin yang memberinya warna unik.
19. Asparagus
Asparagus mungkin belum terlalu populer sebagai sayuran di Indonesia. Namun, sayur yang dikonsumsi bagian tunas mudanya ini kaya akan fitonutrien yang bermanfaat sebagai anti peradangan seperti saponin, quercetin, rutin, dan kaempferol. Asparagus juga dilengkapi antioksidan beta karoten, vitamin C, dan E. Studi bahkan menunjukkan bahwa asparagus menandung glutathione yang diproduksi oleh tubuh.
20. Bayam
Tak heran jika Popeye mengajarkan kita agar suka makan bayam. Sayuran berdaun hijau ini ternyata akan nutrisi dan antioksidan. Bayam mengandung vitamin C, E, A, kalsium, magnesium, dan potassium. Beta karoten, lutein, zeaxanthin termasuk karotenoid yang dimilikinya. Bayam juga dilengkapi kaempferol yang membantu memperlebar pembuuluh darah sehingga memperlarncar aliran darah dan menurunkan tekanan darah.
21. Sawi
Seperti bayam, sawi juga kaya antioksidan. Sawi merupakan sumber karotenoid, saponin, dan flavonoid yang sangat baik. Sawi dan sayuran berdaun hijau lainnya termasuk salah satu kelompok makanan yang direkomendasikan American Institute for Cancer Research untuk melawan kanker.
Laporan para ahli AICR mengungkap bahwa makanan dengan karotenoid berpotensi melindungi tubuh dari kanker mulut, kerongkongan, dan tenggorokan. Beberapa studi lab menermukan bahwa karotenoid dalam sayuran berdaun hijau dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker payudara, kulit, paru, dan perut.
22. Seledri
Vitamin C, beta karoten, dan mangan merupakan beberapa antioksidan yang terdapat di seledri. Namun, yang membuatnya menonjol adalah aneka fitonutrien di dalamnya. Sebagian fitonutrien ini termasuk antioksidan fenolat dan memiliki sifat anti inflamasi.
23. Kedelai
Kedelai mengandung beragam senyawa aktif dan fitokimia. Di antaranya ada isoflavone yang meniru kerja hormon estrogen, saponin yang memberikan perlindungan terhadap kanker dan menurunkan kolesterol, asam fenolat yang berpotensi menghentikan penyebaran sel kanker, serta asam fitat sebagai antioksidan.
24. Kacang-kacangan
Kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, dan kacang-kacangan lain memiliki berbagai nutrisi penting yang bermanfaat untuk kesehatan. Selain lignan dan saponin, ada flavonoid, inositol, sterol, dan prtease inhibitor yang bertindak sebagai antioksidan.
25. Ubi jalar
Ubi jalar, baik yang berwarna oranye, ungu, maupun putih mengandung nutrisi penting seperti vitamin A, C, B6, potassium, dan serat. Ubi jalar oranye diyakini sebagai salah satu sumber beta karoten terbaik dan mampu meningkatkan kadar vitamin A dalam darah, terutama pada anak-anak. Sementara itu, ubi jalar ungu mengandung antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan dan anti inflamasi.
26. Wortel
Sudah bukan rahasia lagi jika wortel kaya akan vitamin A dan beta karoten. Namun beberapa studi terbaru menemukan bahwa polikatilen merupakan fitonutrien yang tak kalah penting dalam wortel. Polikatilen diketahui dapat menghambat perkembangan sel kanker usus besar. studi juga menemukan bahwa karotenoid tak hanya membantu mencegah kerusakan oksidatif pada tubuh, tapi juga pada polikatilen.
27. Cabai
Mungkin sebagian dari Anda belum tahu jika cabai sebenarnya kaya akan vitamin C yang juga berfungsi sebagai antioksidan. Cabai juga dilengkapi vitamin A, E, B kompleks, K, dan mineral penting lainnya. Pilih cabai merah atau tunggu hingga cabai masak agar ketersediaan vitamin C dan karotenoidnya maksimal.
28. Paprika
Studi dari Spanyol berusaha melihat ketersediaan vitamin C, E, dan 6 jenis karotenoid (alfa karoten, beta karoten, likopen, lutein, cryptoxanthin, zeaxanthin) di aneka makanan yang umum dikonsumsi di sana. Hasilnya, hanya dua sayuran, yakni tomat dan paprika, yang mengandung setidaknya 2/3 dari nutrisi yang dicari. Paprika bahkan menyumbang 12% zeaxanthin dan 7% vitamin C dari seluruh jenis makanan yang dikonsumsi partisipan.
29. Bit
Tak hanya mengandung lutein dan zeaxanthin yang bermanfaat bagi kesehatan mata, bit jgua memiliki fitonutrien unik bernama betalain. Dua di antara betalain ini, betanin dan vulgaxanthin, berfungsi sebagai antioksidan, anti inflamasi, dan detoksifikasi. Studi lab terbaru menunjukkan bahwa betanin yang diekstrak dari bit dapat mengurangi pertumbuhan sel tumor otak.
30. Terong
Semua jenis terong kaya akan asam klorogenat yang berfungsi mencegah pembentukan plak pada dinding arteri. berdasarkan penelitian USDA di Maryland, terong dapat menurunkan kadar kolesterol dan membuat kerja dinding arteri lebih santai sehingga risiko darah tinggi pun berkurang.
31. Labu
Labu mengandung karotenoid berupa beta karoten yang memberinya warna oranye dan menyehatkan mata. Tak hanya itu, biji labu ternyata juga kaya akan vitamin E dalam berbagai bentuk. Dua di antaranya hadir dalam bentuk alfa tocomonoeol dan gamma tocomonoeol yang juga memiliki manfaat antioksidan.
32. Wijen
Di balik bentuknya yang mini, wijen kaya akan antioksidan kuat seperti IP-6, lignan, sesamin, sesaminol, vitamin E, lesitin, dan linoleat. IP-6 atau fitat merupakan salah satu senyawa anti kanker alami potensial. Umumnya, wijen hitam mengandung antioksidan lebih tinggi dibandingkan wijen coklat.
33. Biji bunga matahari
Biji bunga matahari –ya, kuaci— merupakan sumber vitamin E yang sangat baik untuk kesehatan kulit. Tak heran jika biji bunganya sering digunakan sebagai produk kecantikan. Vitamin E juga dapat menetralisir radikal bebas dan memberikan efek anti peradangan sehingga dapat meredakan gejala asma, osteoartitis, dll.
34. Jagung
Jagung mengandung antioksidan karotenoid yang memberikannya warna kuning. Di antara karotenoid tersebut, yang paling menonjol adalah lutein dan zeaxanthin. Lutein membantu melawan degenerasi manula dan kebutaan. Salah satu studi dalam “Journal of Agricultural Food and Chemistry” menemukan bahwa semakin lama jagung dimasak, semakin tinggi kadar lutein di dalamnya.
35. Bawang putih
Satu siung bawang putih mengandung vitamin A, B, C, selenium, potassium, kalsium, magnesium, seng, dan zat besi. Bawang putih banyak digunakan sebagai obat tradisional dan antibiotik alami. Di antaranya untuk menurunkan tekanan darah dan kolesterol, detoksifikasi logam berat, mencegah kanker, dan anti jamur.
36. Bawang merah
Bawang merah ternyata juga memiliki kandungan polifenol total yang tinggi, bahkan lebih tinggi dari bawang putih, tomat, wortel, dan paprika merah. Bawang merah juga termasuk sumber flavonoid quercetin terbaik di antara sayuran lain. Hanya saja, flavonoid bawang merah cenderung terkonsentrasi di lapisan umbi bagian luar. Pengupasan berlebihan justru bisa menghilangkan 20% quercetin dan hampir 75% antosianin dari bawang merah. Bawang merah mengandung polifenol, zat antioksidan penting bagi tubuh.
37. Kacang pohon
Aneka kacang pohon seperti walnut, almond, hazelnut, dll kaya senyawa fitokimia seperti resveratrol dan plant sterol yang membantu menurunkan kolesterol. Kacang pohon juga dilengkapi mineral dan lemak sehat, terutama walnut yang menjadi sumber omega 3 tertinggi di antara tumbuhan lain.
38. Kayu manis
Kayu manis kaya akan polifenol dan prosianidin. Kandungan antioksidan ini sangat kuat jika dibandingkan dengan rempah lain seperti jahe, mint, vanila, licorice, dan beberapa antioksidan kimia tambahan. Kayu manis dapat menghambat proses oksidasi lebih kuat dibandingkan antioksidan kimia dan seluruh rempah tersebut kecuali mint.
39. Kunyit
Kunyit mengandung kurkumin yang memiliki efek antioksidan dan anti inflamasi sekaligus. Kunyit sendiri sudah sering digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati nyeri sendi pada penderita rematik, pencegahan kanker, dan perlindungan sistem kardiovaskular.
40. Jahe
Ekstrak jahe diketahui memiliki efek antioksidan, anti inflamasi, dan anti tumor terhadap sel tubuh. Saripatinya yang mengandung 5% gingerol bahkan dapat membunuh sel kanker ovarium pada percobaan lab yang dilakukan dr. Liu dari University of Michigan.
41. Oregano
Oregano mengandung berbagai fitonutrien termasuk timol dan asam rosmarinat yang berfungsi sebagai antioksidan. Dalam studi lab, oregano memiliki kapasitas antioksidan lebih kuat dibandingkan antioksidan sintetik yang biasa ditambahkan pada makanan. Oregano adalah tanaman herbal yang biasa kita temukan terdapat pada pizza ataupun spageti.
42. Cengkeh
Cengkeh dikenal akan kemampuannya sebagai obat anti bakteri dan anti jamur. Tak hanya itu, cengkeh juga efektif dalam meredakan peradangan dan sakit gigi. Studi tahun 2009 lalu juga menemukan bahwa cengkeh termasuk antioksidan alami terbaik karena memiliki kapastias tertinggi untuk mengurangi peroksidasi lemak dan zat besi.
43. Gandum utuh
Studi menunjukkan bahwa orang yang memakan setidaknya satu porsi gandum utuh setiap hari memiliki risiko serangan jantung dan stroke yang lebih rendah. Selain karena kandungan seng dan seleniumnya, gandum juga memiliki senyawa fitokimia yang membantu melawan penyakit jantung dan kanker.
44. Kentang
Mungkin tidak banyak orang tahu jika kentang juga memiliki antioksidan tinggi. Karotenoid terdapat di seluruh permukaan daging buah kentang. Karotenoid ini umumnya berupa lutein, zeaxanthin, dan violaxanthin. Hanya ada sedikit beta karoten karena kentang memang bukan sumber vitamin A yang utama.
45. Sorgum
Dikutip dari Wikipedia, Sorgum (Sorghum spp.) adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan ke-5, sorgum berada pada urutan ke-5 setelah gandum, jagung, padi, dan jelai. Sorgum merupakan makanan pokok penting di Asia Selatan dan Afrika sub-sahara.
Popularitas sorgum mungkin masih kalah dibandingkan beras dan jagung di Indonesia. Namun, siapa sangka jika sorgum ternyata berpotensi sebagai sumber antioksidan terbaik. Studi dari University of Georgia 2010 lalu bahkan menunjukkan bahwa senyawa antioksidan dan anti inflamasi pada sorgum varietas sumac dan hitam lebih tinggi dibandingkan yang dimiliki blueberry dan delima. Sayangnya, varietas ini masih dikembangkan dan belum dilepas ke pasaran.
46. Whey protein
Whey protein adalah bubuk protein yang dioleh dari susu sapi. Whey menyediakan asam amino esensial yang penting untuk produksi antioksidan glutathione. Whey juga mengandung glutamilsistein yang bersifat bioaktif dlam produksi glutathione. Untuk mendapatkan hasil maksimal, pilih whey berkualitas tinggi yang bebas dari bahan kimia, hormon, dan gula tambahan.
47. Kopi
Kopi mengandung antioksidan yang menawarkan perlindungan terhadap sistem kardiovaskular. Dalam studi lab, asam kafeat juga bertindak sebagai antioksidan di beberapa tahap perkembangan kanker. Asam kafeat berhasil menurunkan tingkat inflamasi dan mendorong sel kanker untuk menghancurkan dirinya sendiri.
48. Coklat
Coklat kaya akan antioksidan flavonoid bernama katekin. Antioksidan katekin bahkan menyumbang 10% bobot bubuk kakao kering saat ditimbang. Namun, perlu Anda ketahui bahwa kadar antioksidan kakao dapat menurun seiring dengan banyaknya proses yang mereka jalani. Pilihlah coklat hitam berkualitas baik yang masih memiliki kadar kakao tinggi dan rendah gula untuk mendapatkan manfaat antioksidan secara maksimal.
49. Teh hijau
Teh hijau mengandung polifenol katekin dalam bentuk EGCG yang dpat menurunkan risiko serangan jantung dan stroke, glaukoma, kolesterol, dll. Studi juga menunjukkan bahwa EGCG dapat meningkatkan pembakaran lemak dan mencegah obesitas. Sama seperti kakao, antioksidan teh hijau dapat menurun akibat proses pengolahan sehingga Anda perlu cermat memilihnya.
50. Telur
Selama ini, telur dikenal dengan tingginya kandungan protein yang dimilikinya. Namun para peneliti dari University of Alberta mengungkap bahwa telur juga mengandung senyawa antioksidan. Mereka bahkan mengatakan bahwa 2 butir kuning telur mentah memiliki senyawa antioksidan hampir dua kali lebih banyak dari 1 buah apel dan hampir separuh dari setengah porsi cranberry.
Namun senyawa ini berkurang hingga setengahnya jika telur digoreng atau direbus, dan berkurang lebih banyak lagi jika dimasak dengan microwave.
Itu dia daftar makanan tinggi antioksidan terbaik untuk tubuh. Mengingat kandungan antioksidan antara makanan satu dengan makanan lainnya tidak sama, cobalah untuk memvariasikan dan mengkombinasikan beberapa makanan dalam diet Anda sehari-hari. Perhatikan juga cara mengolahnya karena dapat menurunkan atau bahkan menghilangkan antioksidan di dalamnya. Umumnya, buah dan sayuran paling baik jika dimakan segar. Namun, beberapa di antaranya, misalnya tomat, justru meningkat saat dimasak dengan suhu yang tidak terlalu tinggi.
Bacaan tentang Perubahan Iklim
Demikian artikel tentang antioksidan didalam makanan. Semoga bermanfaat.
Leave a Review