Vitamin D dan Autism

Vitamin D dan Autism

KIBM | Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan defisiensi vitamin D merupakan suatu faktor risiko dari autism. Vitamin D memiliki peranan untuk memperbaiki kerusakan DNA dan melindungi dari stres oksidatif, yang merupakan faktor utama terjadinya kerusakan DNA. Berdasarkan penelitian terbaru pada pasien anak austis menujukkan adanya hubungan yang kuat antara tingkat antibodi anti-neural yang tinggi dengan kadar vitamin D yang rendah.

Vitamin D memiliki beberapa mekanisme kerja yang dimana menunjukkan memiliki peranan yang penting pada autism. Vitamin D memiliki efek antiinflamasi. Berdasarkan penelitian pemberian dari vitamin D dapat menurunkan peningkatan kadar dari faktor proinflamasi prostaglandin pada pasien dengan autism. Vitamin D memiliki efek antiinflamasi dengan menghibisi nuclear factor-kappa B, yang memiliki peranan sebagai signal abnormal pada otak pasien dengan autism.

Selain daripada itu, vitamin D juga memiliki efek anti-autoimun, yang dimana berdasarkan penelitian terakhir terjadi peningkatan dari kadar auto-antibodi anti-neural (anti-MAG) pada 70% pasien autis yang dikaitkan dengan kadar vitamin D yang rendah secara bermakna.

Kemudian, vitamin D juga meningkatkan neurotrophin sampai 5X lipat seperti NGF (nerve growth factor) dan GDNF (glial-derived neurotropic factor), yang merupakan golongan protein yang dapat menginduksi pertumbuhan, fungsi, dan survival dari sel saraf dan otak. Berdasarkan beberapa studi menunjukkan vitamin D juga meningkatkan glutathione, yang merupakan antioksidan endogen.

Glutathione berperan untuk membantu detoksifikasi (menangkap dan mengekskresi) di otak yang menargetkan oxidative byproduct dan logam berat. Selain daripada glutathione, vitamin D juga meningkatkan kelompok antioksidan lain seperti thioredoxin reductase 1 dan superoxide dismutase. Vitamin D dapat diberikan dengan dosis 1250-2500 IU rerata per hari untuk anak dengan berat badan berkisar 10-22 kg untuk mencapai kadar 25-hydroxyvitamin D 40-60 ng/mL. Selain daripada itu, asupan kofaktor vitamin D, seperti vitamin K2 juga diperlukan dengan dosis berkisar 6 mcg/kgBB/hari.
Berdasarkan beberapa penelitian, vitamin D memiliki beberapa mekanisme kerja yang dapat membantu kondisi pasien anak dengan autism.

Referensi:
1. Grant WB, Cannell JJ. Autism prevalence in the United States with respect to solar UV-B doses: An ecological study. Dermatoendocrinol. 2013;5(1):159-64.
2. Cannell J. Autism and vitamin D. Life Extension. 2014 January/February; p.14-20.
Source:
http://www.kalbemed.com/News/tabid/229/id/16499/Vitamin-D-dan-Autism.aspx

Leave a Reply