Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan

Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan
Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan

Perubahan Iklim terhadap kesehatan memiliki hubungan yang signifikan, termasuk munculnya penyakit-penyakit baru dan peningkatan jumlah penyakit yang sudah ada. Berikut adalah beberapa cara perubahan iklim memicu fenomena tersebut:

1. Perubahan Distribusi Vektor Penyakit

Nyamuk dan Serangga Lain: Banyak penyakit menular disebarkan oleh vektor seperti nyamuk dan kutu. Contohnya, malaria, demam berdarah, dan virus Zika disebarkan oleh nyamuk. Perubahan iklim menyebabkan pergeseran distribusi geografis vektor ini. Ketika suhu global meningkat, nyamuk dapat bertahan di daerah yang sebelumnya terlalu dingin untuk mereka, sehingga menyebarkan penyakit ke wilayah baru.

2. Perubahan Kondisi Iklim

Suhu dan Kelembapan: Patogen seperti bakteri, virus, dan parasit sering kali lebih aktif dan berkembang lebih cepat dalam kondisi suhu yang lebih hangat dan kelembapan yang tinggi. Misalnya, bakteri Vibrio yang menyebabkan infeksi kulit dan penyakit gastrointestinal dapat berkembang pesat dalam suhu air laut yang lebih hangat, memperluas risiko kepada manusia.

Curah Hujan: Pola curah hujan yang tidak menentu dapat menyebabkan banjir dan kekeringan, yang keduanya mempengaruhi kesehatan manusia. Fasilitas air bersih dan sanitasi dapat terganggu oleh banjir, sementara kekeringan dapat mengurangi ketersediaan air bersih, meningkatkan risiko penularan penyakit yang berkaitan dengan air seperti kolera.

3. Perubahan Ekosistem

Kehilangan Habitat dan Biodiversitas: Perubahan iklim dapat merusak ekosistem alami, menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati. Ketika habitat alami dihancurkan atau diubah, manusia dan hewan mungkin lebih sering berinteraksi, sehingga meningkatkan potensi penularan penyakit dari hewan ke manusia (zoonosis). SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, adalah contoh penyakit zoonosis yang mungkin muncul dari interaksi manusia-hewan.

4. Ketahanan Tanaman dan Keamanan Pangan

Produksi Pangan: Perubahan iklim dapat mengganggu produksi pangan global. Kekurangan pangan yang diakibatkan oleh kondisi iklim ekstrem seperti kekeringan dan banjir dapat memicu malnutrisi. Malnutrisi pada gilirannya membuat populasi lebih rentan terhadap penyakit infeksi karena sistem kekebalan yang melemah.

5. Pengaruh Terhadap Kualitas Udara dan Air

Polusi Udara: Peningkatan suhu dan fenomena cuaca ekstrem dapat memperburuk polusi udara dan memperbesar masalah kesehatan pernapasan, termasuk asma dan penyakit paru obstruktif kronis (COPD).

Kualitas Air: Polusi air dapat meningkat dengan curah hujan ekstrem yang membasuh polutan ke sungai dan sumber air lainnya. Kontaminasi sumber air dengan bahan kimia berbahaya dan patogen dapat memicu wabah penyakit saluran cerna.

6. Efek Sosioekonomi

Pengungsi Iklim: Bencana alam yang lebih sering dan parah seperti badai, banjir, dan kekeringan dapat memaksa orang meninggalkan rumah mereka, menciptakan populasi pengungsi iklim. Kondisi kesehatan di kamp pengungsi sering kali kurang memadai, meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular.

7. Stress dan Kesehatan Mental

Efek Psikologis: Perubahan iklim juga berdampak pada kesehatan mental manusia. Bencana alam, ketidakpastian ekonomi, dan kerugian ekologi dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi. Kesehatan mental yang buruk dapat menurunkan kemampuan seseorang untuk menjaga kesehatan fisiknya.

Secara keseluruhan, perubahan iklim memengaruhi berbagai aspek lingkungan yang mendukung kesehatan manusia, memperbesar risiko dan distribusi penyakit yang telah dikenal, serta membuka kemungkinan munculnya penyakit-penyakit baru.

Klinik autism dan immunologi, regenerasi dan estetika di Cibubur. Menangani berbagai masalah kekebalan tubuh seperti kanker, parkinson, diabetes, obesitas, Autism dan untuk kebutuhan estetika.