Bahaya Garam Pada Anak

Bahaya Garam Pada Anak
Bahaya Garam Pada Anak

Bahaya Garam Pada Anak | Ketika bayi menginjak usia 6 bulan, ia akan mulai diperkenalkan dengan jenis makanan selain ASI atau MPASI. Mulai fase ini, sang ibu akan mulai berkreasi membuat aneka jenis makanan sehat untuk tumbuh kembang anak.

Ada yang perlu diperhatikan ketika ibu membuat MPASI untuk anak yang masih dibawah satu tahun, yaitu dengan memberikan makanan tanpa perasa gula dan garam. Ketika anak sudah mencapai usia di atas 1 tahun, diperbolehkan mengenalkan kedua bahan ini dalam makanan. Tentunya dalam kadar yang sedikit. Jenis makanan seperti ini merupakan makanan terbaik untuk bayi.

Ketika anak sedang belajar makan, penting bagi mereka tahu rasa original dari setiap makanan. Penambahan garam pada makanan bukannya akan menambah selera makan mereka, akan tetapi dapat mengganggu memori mereka terhadap rasa makanan.

Anak berbeda dengan orang dewasa. Jika pada orang dewasa makan tanpa garam akan menghilangkan selera makan, hal ini tidak terjadi pada anak. Indera pengecapan anak terutama yang berusia di bawah 1 tahun masih sangat sensitif. Hal ini harus diperhatikan oleh para orang tua agar selektif dalam memilih jenis makanan untuk anak. Kandungan garam juga memiliki bahaya tersendiri bagi kesehatan anak.
Berikut beberapa bahaya garam untuk anak:

1. Masalah Ginjal
Sistem pencernaan anak berbeda dengan sistem pencernaan orang dewasa, begitu juga kemampuan ginjal pada anak. Ginjal anak belum mempunyai kemampuan untuk memproses garam dalam jumlah yang tinggi. Ketika anak selalu mengkonsumsi garam dalam makanannya, maka kadar garam dalam tubuh akan bertambah. Hal ini mengakibatkan ginjal harus bekerja ekstra keras dalam melakukan penyaringan natrium dan mineral dalam tubuh. Jika hal ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama, dapat terjadi permasalahan pada ginjal yaitu pembengkakan ginjal. Kejadian ini sama seperti dampak atau bahaya makanan cepat saji untuk kesehatan anak.

2. Nafsu Makan Menurun
Masa anak-anak adalah masa dimana ia belajar cita rasa dari makanan yang ia konsumsi. Jika sedari awal ia sudah merasakan makanan yang mempunyai rasa, maka untuk selanjutnya ia akan bergantung pada rasa itu. Keadaan ini akan membuat anak hanya terpaku pada rasa makanan yang sudah bergaram. Alhasil anak akan mulai memilah-milah makanan, bahkan hingga ia dewasa. Ketika anak sudah terbiasa dengan makanan yang mempunyai rasa, ia cenderung tidak akan menyukai sayuran karena rasanya yang hambar. Untuk itulah para orang tua harus paham mengenai cara mengatasi anak yang susah makan.

3. Masalah Jantung
Tidak jauh berbeda dengan ginjal, jantung juga dapat terkena masalah jika anak terlalu banyak mengkonsumsi garam. Para orang tua harus mewaspadai masalah pada jantung anak jika mereka membiasakan anak untuk makan makanan yang mengandung garam di luar batas normal. Akibat pada jantung ini memang bukan dampak jangka pendek, akan tetapi jangka panjang. Penggunaan garam hendaklah dibatasi pada makanan anak agar peluang anak sakit jantung tidak terbuka lebar.

4. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi juga merupakan bahaya garam pada anak. Seorang anak yang sering mengkonsumsi garam dalam jumlah yang tidak wajar memiliki kecenderungan untuk mengidap hipertensi dibandingkan dengan anak yang membatasi konsumsi garam. Untuk itu para orang tua harus mengenali gejala hipertensi pada anak. Diet atau pembatasan garam bukanlah tugas anak, melainkan orang tua. Para orang tua harus cermat dalam memilih dan menghidangkan makanan kepada anak. Jika anak sudah terlanjut menyukai makanan yang berkadar garam tinggi, orang tua harus berusaha keras untuk mengubah kebiasaan ini. Selain itu, anak juga harus dikenalkan dengan sayuran. Dengan mengkonsumsi sayuran, akan banyak manfaat sayuran pada anak yang nantinya terlihat.

5. Terjadi Retensi Cairan
Tubuh harus mempunyai kadar cairan yang pas. Kadar cairan ini salah satunya dipengaruhi oleh kadar garam dalam tubuh. Garam memiliki sifat menyerap cairan. Dengan kata lain, jika dalam tubuh anak ditemukan kandungan garam yang tinggi maka akan sebanding dengan kondisi penumpukan cairan dalam tubuh. Semakin tinggi kandungan garam maka semakin tinggi pula penumpukan cairan yang ada dalam tubuh. Penumpukan cairan ini pada akhirnya menyebabkan ginjal kehilangan kemampuannya dalam menyaring kadar garam. Dampak buruk dalam jangka waktu yang lama adalah akan ada pembengkakan pada beberapa bagian tubuh anak.

Garam memang memiliki manfaat dalam pencegahan penyakit gondok. Akan tetapi, garam juga akan berbahaya bagi tubuh anak jika dikonsumsi dalam jumlah yang tidak sewajarnya. Pada bayi berusia 6-12 bulan batas pemberian garam hanya diperbolehkan sebesar 1 gram. Hingga nanti pada usia menginjak 3 tahun kadar garam yang diperbolehkan untuk diberikan kepada anak ialah sebesar ¼ sendok teh. Untuk mengganti garam, dapat juga dengan menggunakan margarin, mentega, atau keju.

Klinik autism dan immunologi, regenerasi dan estetika di Cibubur. Menangani berbagai masalah kekebalan tubuh seperti kanker, parkinson, diabetes, obesitas, Autism dan untuk kebutuhan estetika.